Resensi Buku Berkenalan dengan Puisi
Berkenalan dengan Puisi

Identitas Buku
Judul
: Berkanalan dengan
Puisi
Pengarang : Prof. Dr. Suminto A. Sayuti
Penerbit
: Gama Media
Kota
terbit : Yogyakarta
Tahun
terbit : 2000
Jumlah
halaman : 404 halaman
Tebal
buku : 20 cm
Isi Buku
Buku Berkenalan Dengan Puisi ini berisi
hal tentang pembelajaran yang menyeluruh mengenai karya sastra yaitu puisi. Tak
hanya mengupas materi puisi secara umum, tetapi juga membahas materi secara
khusus dan mendalam. Memang apabila dilihat dari luarnya tampilan buku ini
sangat sederhana dengan cover atau sampul depan yang sangat simpel. Namun sebenarnya
pada buku ini terkandung materi yang sudah komplit mencakup tentang puisi. Di dalamnya
terdapat berbagai ilmu yang disajikan secara utuh dengan cara yang sederhana. Suminto
A. Sayuti menyajikan buku ini dengan sangat detail dan mudah untuk dipahami
terutama untuk kalangan mahasiswa. Bahasa yang digunakan juga sangat familiar
dalam kehidupan sehari-hari. Penjelasan materi yang disampaikan dipaparkan
secara menyeluruh pada tiap bagian sub babnya. Keseluruhan materi diatur secara
rapi dan terstruktur. Sehingga banyak guru atau dosen yang merekomendasikan
buku ini sebagai acuan dalam pembelajaran mengenai puisi.
Menurut Suminto A Sayuti, (2002 : 3)
puisi dapat dirumuskan sebagai “Sebentuk pengucapan bahasa yang
memperhitungkan adanya aspek bunyi-bunyi di dalamnya, yang mengungkapkan
pengalaman imajinatif, emosional, dan intelektual penyair yang ditimba
dari kehidupan individual dan sosialnya; yang diungkapkan dengan teknik
pilihan tertentu, sehingga puisi itu mampu membangkitkan pengalaman
tertentu pula dalam diri pembaca atau pendengar- pendengarnya." Buku ini memperkenalkan berbagai hal yang
terkait dengan puisi Indonesia modern yang berisi batasan puisi, dasar
ekspresi, teknik ekspresi, bahasa ekspresi, bunyi dan aspek puitiknya, diksi,
citraan, bahasa kias, sarana retorik, wujud visual, dan makna. Setelah memahami
buku ini diharapkan pembaca dapat mempelajari kemungkinan pada pengembangan dan
penerapan lebih lanjut tentang puisi.
Puisi merupakan bentuk pengungkapan
seorang penyair terhadap perasaannya. Pada dunia puisi tak memiliki batas dalam
imajinasinya. Penulis atau pengarang bebas menceritakan apa-apa saja yang
mungkin tidak masuk akal sekalipun seperti sihir dan dongeng-dongeng. Hal tersebut
menjadi sah-sah saja apabila diceritakan. Di dalam puisi mencakup berbagai
macam unsur-unsur yang membangunnya yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
Unsur intrinsik merupakan unsur yang berada dalam sebuah cerita itu sendiri. Unsur
ini menjadi jiwa yang berada di dalam cerita
yang mencakup tema, tokoh, penokohan,latar, alur, dan sudut pandang
pengarang. Sedangkan unsur ekstrinsik merupakan unsur yang mendukung cerita
yang berasal dari luar cerita itu sendiri. Unsur ini terlibat secara tidak
langsung dalam cerita yang mencakup latar belakang pengarang, biografi
pengarang, ideology pengarang, agama atau religious pengarang juga karya sastra
lain yang berada di sekitar lingkungan pengarang. Kedua unsur tersebut harus
selalu berjalan beriringan. Namun yang paling penting ialah unsur latar yakni
unsur yang menunjukkan keberlangsungan cerita.
Karya sastra dapat dipahami dengan
tiga hal yaitu interprestasi atau penafsiran, analisis atau penguraian, dan
evalusi atau penilaian (Simatupang, 1980; Pradopo,1982). Penafsiran suatu karya
sastra memang seringkali menemui banyak makna. Hal ini dikarenakan pada
penafsiran suatu karya sastra, pembaca diperbolehkan untuk mengimajinasikan secara
bebas dalam pikirannya. Sehingga timbullah banyak makna dari sebuah puisi itu sendiri. Untuk mencegah melebarnya suatu
makna dalam puisi, diberlakukanlah cara yaitu analisis. Suatu karya puisi yang
dianalisis akan lebih tertata rapi dalam pemaknaannya. Analisis dilakukan
dengan penggunaan analisis struktur fisik mencakup bunyi, bahasa kias, sarana
retotik, wujud visual, dan juga tipografinya. Ditambah juga dengan analisis
struktur batinnya. Sehingga dalam pemaknaan suatu puisi akan lebih tepat
sasaran dalam pemaknaan. Puisi memberikan ruang bagi penulis untuk mengekspresikan
dirinya dan sekaligus menyampaikan pesan secara tersurat dalam sebuah teks. Hal
tersebut juga dapat memicu timbulnya sifat apresiasi. Apresiasi sastra adalah
upaya memahami karya sastra, yaitu upaya bagaimana cara untuk dapat mengerti
sebuah karya sastra yang kita baca, baik fiksi maupun puisi, mengerti
makanannya, baik yang intensional maupun yang aktual, dan mengerti seluk-beluk
strukturnya. Apresiasi sastra itu merupakan upaya “merebut makna” karya sastra
(Teeuw, 1980).
Unsur-unsur pembangun puisi , yaitu kata, larik , bait, bunyi, dan makna. Kelima unsur ini saling
mempengaruhi keutuhan sebuah puisi. Secara singkat bisa diuraikan sebagai
berikut. Kata adalah unsur utama terbentuknya sebuah puisi. Pemilihan kata yang tepat
sangat menentukan kesatuan dan keutuhan unsur-unsur yang lain. Kata-kata yang
dipilih diformulasi menjadi sebuah larik. Larik atau baris mempunyai pengertian berbeda dengan kalimat dalam prosa.
Larik bisa berupa satu kata saja, bisa frase, bisa pula seperti sebuah kalimat.
Pada puisi lama, jumlah kata dalam sebuah larik biasanya empat buat, tapi pada
puisi baru tak ada batasan. Bait merupakan kumpulan larik yang tersusun harmonis. Pada bait inilah
biasanya ada kesatuan makna. Pada puisi lama, jumlah larik dalam sebuah bait
biasanya empat buah, tetapi pada puisi baru tidak dibatasi. Bunyi dibentuk oleh rima dan irama. Rima (persajakan) adalah bunyi-bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau
kata-kata dalam larik dan bait. Irama (ritme)
adalah pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut ucapan bunyi.
Timbulnya irama disebabkan oleh perulangan bunyi secara berturut-turut dan
bervariasi (misalnya karena adanya rima, perulangan kata, perulangan bait),
tekanan-tekanan kata yang bergantian keras lemahnya (karena sifat-sifat
konsonan dan vokal), atau panjang pendek kata. Makna adalah unsur tujuan dari
pemilihan kata, pembentukan larik dan bait. Makna bisa menjadi isi dan pesan
dari puisi tersebut. Melalui makna inilah misi penulis puisi disampaikan.
Struktur
batin puisi, disebut sebagai hakikat puisi, meliputi tema yaitu inti pokok puisi.
Rasa yaitu sikap penyair terhadap pokok
permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat
kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar
belakang, agama, jenis kelamin, kelas sosial, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan.
Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak
bergantung pada kemampuan penyair lebih banyak bergantung pada wawasan,
pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang
sosiologis dan psikologisnya. Nada yaitu sikap penyair terhadap pembacanya.
Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema
dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan
masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong,
menganggap bodoh pembaca, dsb. Amanat yaitu pesan yang disamaikan penyair. Tujuan tersebut bisa ditemukan pembaca lewat makna yang tersirat maupun tersurat.
Pada puisi juga terdapat struktur
fisik yaitu sarana yang digunakan oleh penyair untuk mengungkapkan rasa puisi. Struktur fisik puisi meliputi tipografi yaitu bentuk pengaturan susunan puisi seperti pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Diksi yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Pemilihan
kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan
urutan kata. Imaji yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman
indrawi. Imaji dapat dibagi
menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan
imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca
seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan seperti apa suasana yang digambarkan penyair dalam puisi.
Kata kongkret yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya
imaji yang berhubungan dengan kiasan atau lambang. Bahasa figuratif yaitu
bahasa berkias yang dapat menghidupkan dan menimbulkan
konotasi tertentu yang menyebabkan puisi menjadi banyak makna atau
kaya akan makna yang disebut juga majas. Majas antara lain simile, metafora, metonimi,
personifikasi, ironi, litotes, sinekdok, eufemisme, repetisi, anafora,
pleonasme, antitesis, pars pro toto,
totem pro parte, hingga paradoks. Versifikasi menyangkut rima, ritme, dan
metrum. Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir
baris puisi. Rima mencakup onomatope yaitu tiruan terhadap bunyi asli. Selain
itu ada pula aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak
berselang, sajak paruh, sajak penuh, dan repetisi bunyi yaitu pengulangan
kata pada puisi.
Kelebihan
buku
Prof. Dr. Suminto A. Sayuti
memaparkan kajian puisi secara detail dan menyeluruh. Sehingga pembaca dapat
mengetahui hal-hal mengenai puisi yang berupa puisi dengan mudah. Bahasa yang
digunakan juga sangat familiar dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga pembaca
dapat memahami materi dengan mudah pula. Tak hanya mengupas materi puisi secara
umum, tetapi juga membahas materi secara khusus dan mendalam. Memang apabila
dilihat dari luarnya tampilan buku ini sangat sederhana dengan cover atau
sampul depan yang sangat simpel. Namun sebenarnya pada buku ini terkandung
materi yang sudah komplit mencakup tentang puisi. Di dalamnya terdapat berbagai
ilmu yang disajikan secara utuh dengan cara yang sederhana. Suminto A. Sayuti
menyajikan buku ini dengan sangat detail dan mudah untuk dipahami terutama
untuk kalangan mahasiswa. Bahasa yang digunakan juga sangat familiar dalam
kehidupan sehari-hari. Penjelasan materi yang disampaikan dipaparkan secara
menyeluruh pada tiap bagian sub babnya. Keseluruhan materi diatur secara rapi dan
terstruktur.
Kekurangan
buku
Pada buku Berkenalan Dengan Puisi
ini sudah baik dalam hal penyajian materi dan bahasa yang digunakan, tetapi
alangkah lebih baiknya bila dilengkapi dengan gambar yang mendukung materi puisi yang disampaikan. Masih terdapat beberapa diksi yang agak sulit
dimengerti.
Kesimpulan
Apresiasi terhadap suatu puisi menjadi hal yang penting. Dikarenakan dalam sebuah karya sastra khususnya puisi
dapat mengandung berbagai pembelajaran kehidupan. Sehingga menjadi penting
untuk mempelajari puisi secara menyeluruh.
Saran
Buku ini sudah baik dan menyeluruh
namun sebaiknya lebih ditambahkan gambar yang relevan terkait materi yang di
sampaikan dalam pengkajian puisi, supaya dapat membentuk pemahaman yang lebih
komprehensif.
Daftar
Pustaka
Sayuti,
Suminto A. 2000. Berkenalan dengan Puisi. Yogyakarta. Gama
Media
Link
terkait :
Komentar
Posting Komentar